A little different this time, I would like to share a story
about one of my experience in Tokyo. The post will be carried out in Bahasa,
but I'll post the original conversation, so expect some English and Japanese sentence
mixed in the following post. :)
Singkat cerita, saya dan dua orang rekan saya dari Indonesia
(diminta oleh profesor kami untuk) mengikuti suatu kompetisi bio-business plan
di Tokyo, dari tanggal 17-20 Desember 2013. Kalau ditotal dengan waktu berangkat
dan pulang, jadinya kami meninggalkan Indonesia dalam rentang waktu 15-21
Desember 2013. Kami berangkat dari Bandung hari Minggu (15 Des) sore dan tiba
di hotel (tempat acara tersebut berlangsung) pada Senin (16 Des) siang.
Kamis (19 Des) pagi. Setelah melalui jadwal padat selama dua
hari (group work --berbaur dengan peserta dari negara lain-- mulai dari jam 9 pagi s.d jam 9 malam, dengan waktu istirahat siang jam 12-13 dan malam jam 18-19),
akhirnya tiba waktu untuk presentasi final. Rencana yang digodok selama dua
hari tersebut disampaikan dengan sebaik mungkin, dan dinilai oleh tim juri.
Pengumuman hasil penjurian dan penyerahan penghargaan kepada para pemenang
dilakukan pada Kamis siangnya. Kompetisi selesai, tapi acara masih dilanjutkan dengan
tur keliling kampus penyelenggara.
Kamis (19 Des) malam, tur kampus selesai. Peserta berpencar
untuk mencari makan malam. Ya, tidak seperti hari Selasa dan Rabu (disediakan
makan malam oleh hotel karena jadwal acara yang mepet), pada hari Kamis peserta
harus mencari makan malam sendiri. Ada enaknya juga sih, bebas memilih
menu yang kita inginkan. Pergi ke revolving sushi restaurant, misalnya.
(Hehe, itu opsi makan malam saya pada hari Senin. Diajak oleh rekan-rekan dari Jepang, dan kebetulan saya memang ingin mengunjungi restoran sushi sejenis itu karena cara penyajiannya yang unik. Tempat yang cocok untuk pergi rame-rame, dan harganya pun relatif murah. Maklum, mahasiswa. Kalau makan sushi ke restoran yang formal 'kan jatuhnya mahal. :D).
(Hehe, itu opsi makan malam saya pada hari Senin. Diajak oleh rekan-rekan dari Jepang, dan kebetulan saya memang ingin mengunjungi restoran sushi sejenis itu karena cara penyajiannya yang unik. Tempat yang cocok untuk pergi rame-rame, dan harganya pun relatif murah. Maklum, mahasiswa. Kalau makan sushi ke restoran yang formal 'kan jatuhnya mahal. :D).
Revolving sushi restaurant |
Kembali ke Kamis malam. Salah seorang teman mengusulkan
untuk makan sushi. Lagi? Mungkin dia ketagihan, hehe. :p
Jujur, saya sendiri malas. Rasa penasaran saya terhadap
revolving sushi restaurant sudah terpenuhi. Lagipula, selama 8x makan di hotel, menu
makan didominasi oleh ikan asap, ikan goreng tepung panir (saya lupa istilahnya
apa, hehe.. :p), dan yang paling sering adalah ikan mentah. Cuma 1x sarapan
dengan roti + telur orak-arik dan 1x makan malam dengan steak. Jumlah yang
cukup untuk membuat saya (yang alergi telur dan seafood) gatal-gatal.
Saya ingin mencicipi ramen asli Jepang. Soalnya, ramen yang
di Indonesia kebanyakan sudah disesuaikan dengan lidah Indonesia. Teman saya
yang lain, sebut saja namanya E, sedang ingin makan mie. Sayangnya, ramen
Jepang ternyata mengandung babi di bumbunya, padahal baik saya maupun E tidak
bisa makan babi. Ramen instan yang dijual di minimarket pun demikian (saya
meminta tolong rekan dari Jepang untuk mengecek komposisi bumbunya, ada babi
atau tidak :)). Ujung-ujungnya, saya dan E pergi ke Tokyu Store (supermarket di
dekat stasiun Mizunokuchi) dan iseng-iseng cari bahan makanan di sana. Toh,
minimal kita bisa nemu onigiri di sana, hehe. Daaan, yang saya temukan
malah ini:
Finally I found iiit! I took the picture in my hotel room, after I drank it, tough. :D |
Hehe.. ceritanya, sejak hari Senin saya nyari-nyari
Dr. Pepper, tapi gak ketemu.. akhirnya hari Rabu sebelumnya saya bilang
ke teman seregu saya (saya seregu dengan satu mahasiswa Thailand dan dua
mahasiswa Jepang --satu dari Osaka, satu dari Tokyo--) kalau saya sedang
mencari Dr. Pepper. Rekan yang saya tanyai adalah yang dari Tokyo, sebut saja
namanya Y:
Me: Y-san, do you know a softdrink called Dr. Pepper?
Y: Yes, I know it. Why?
Me: I'm looking for it, but I can't find it in the
convenience store nearby
Y: You're looking for it? *surprised tone*
A sensei came toward us, and so did another one. When they
found out that I'm looking for Dr. Pepper, both of them became surprised.
Me: Why are you so surprised?
Y: You.. have you taste it before?
Me: No, it isn't available in Indonesia. I heard it is
available in Japan, so I'm looking for it. Why? (At least until December 2013, I never find it in Bandung)
Y: No.. just.. lot of Japanese don't like it.
Me: Why? Is the taste bad?
Y: It's kind of.. disgusting. We prefer Coca Cola instead.
Me: I see. But, I still want to try it.
Y:You can find it in convenience store or vending machine
nearby.
Me: I did, but I haven't find it, in both of these places.
Y: Well, I can find it for you, then.
My teammates (names was partially censored).. I'm not short, they're just too tall! |
Jadilah, Kamis malam itu sebotol Dr. Pepper nangkring di
keranjang belanja saya. Dan, untuk memenuhi keinginan makan mie, akhirnya saya
san E beli mie Jepang yang dijual tanpa bumbu plus salmon kalengan. Kami
berencana untuk merebus mie tersebut menggunakan teko elektrik yang ada di
hotel, sebelum akhirnya dipusingkan soal bumbu. Ya, kami sudah muter-muter,
tapi belum berhasil menemukan garam maupun merica. Akhirnya saya memberanikan
diri untuk menyapa mbak-mbak di dekat saya, dengan bahasa Jepang yang
pas-pasan:
Saya: Sumimasen.. *saya menunjuk botol bumbu yang saya bawa*
..shio? (saya cuma tahu bahasa Jepangnya 'garam' itu 'shio', tapi
kalau mau nanyain 'di mana rak garam' saya gak tahu.. T.T)
Mbak: Iee.. sughaa. (untungnya saya ngerti kalo itu 'sughaa'
itu maksudnya 'gula')
Saya: Sughaa.. oh iya, ada tulisannya di sini.. sugar.
*sambil menoleh ke E*
E: ...
Mbak: ...
Saya: We need.. shio.
Mbak: *saya lupa persisnya mbaknya ngomong apa, kalau gak
salah sih dalam Bahasa Jepang yang kurang bisa saya tangkap artinya*
E: We want cook this.. *sambil nunjuk mie* ..and this..
*nunjuk salmon kalengan* so.. need shio..
Mbak: *berpikir sesaat* Wait a moment. *melangkah menyusuri
rak, bahkan sampai ke rak sebelah*
Sontak saya merasa gak
enak sudah merepotkan si mbak sampai segitunya.
Mbak: Here it is, the salt.
Saya: *melihat garam, dan tak jauh dari sana ada merica
juga* Thank you so much! Domo arigatou gozaimasu!
E: Arigatou gozaimasu.
Mbak: Douitashimashite. *sambil memberi gestur untuk undur
diri*
Sungguh, selama empat hari di sana, baru kali itu saya
mengucapkan “arigatou” dengan maksud yang benar-benar berterima kasih. Padahal
sebelumnya pun, kata tersebut sering saya ucapkan jika ada orang yang
menahankan tombol lift, menyajikan makanan, mengambilkan alat tulis, atau
sebagainya.. tapi mungkin saat-saat tersebut saya tidak benar-benar membutuhkan
bantuan. Saya mengucapkan “arigatou" hanya untuk mengapresiasi bantuan kecil
yang mereka berikan.
Saat saya sampai di Narita pun, salah seorang peserta
menjemput kami sehingga kami tidak perlu repot-repot bertanya tentang rute
ataupun cara membeli tiket kereta. Demikian pula di hotel, staff hotel dan
pemilik minimarket di sekitar hotel rata-rata bisa berbahasa Inggris walaupun sebagian
agak terbata-bata. Mungkin baru saat itulah saya benar-benar meminta bantuan
pada penduduk setempat. Dan saya bersyukur.. karena pengalaman itulah, saat
saya dan kedua teman Indonesia lainnya pergi ke Shibuya dan Akihabara tanpa
pemandu (hanya berbekal rute kereta apa saja yang harus kami tempuh), kami memberanikan
diri bertanya pada pula satpam ataupun penduduk setempat yang kira-kira bisa
ditanya. Cukup berkata “Sumimasen..” dan jelaskan keperluan (even in a slow
English), jika mereka tidak sedang buru-buru, mereka akan dengan senang hati
menolong. :)
Anyway, the Dr. Pepper's taste isn't as bad as Y-san said. E even commented that it tastes like Rootbeer. :D
Lagi stalking, postingan terakhirnya bikin iri T^T
ReplyDeleteI'll be waiting for more post in the future~!
Salam, #BlogHunter.
You've got it. *wink*
DeleteTerus pas aku balik lagi dan bersih-bersih debu di blog, komen ini spesial disebut di postingan The Return.
Tapi disininya ternyata belum dibales. :O
Gomenasai. u.u
Salam balik #BlogHunter.
Nita chaaan ^^ I thought you were dissapear pada 2013an haha.. ternyata ada blog dan udah lama adanyaa. Love your blog so much btw hihi
ReplyDeleteThank you Dedew.. I'm a fans of your blog too, hehe.. :D
Delete