·
Daging babi, berikut produk turunannya (sosis,
makanan kaleng, dll.)
·
Daging hewan --selain belalang, ikan, dan seafood-- yang disembelih tidak sesuai ketentuan halal
·
Sake, arak, atau alkohol lain yang digunakan
dalam pengolahan makanan (bisa jadi dagingnya halal tapi kemudian diolah secara
tidak halal)
·
Minyak babi (Umumnya digunakan sebagai bumbu
pada masakan, juga pada produk instan. Pastikan cek dulu komposisi makanan
instan yang hendak dibeli, saya juga akhirnya gak jadi beli ramen cup padahal
kepengen. *curcol*)
·
Emulsifier atau shortening berbahan dasar tidak halal (Umumnya terdapat dalam
produk kue, cake, dan sejenisnya --contohnya baumkuchen dan jajanan wafer yang ada bonus Idolm@ster card!
*curcol lagi*--
·
In short,
mulai dari makanan restoran, vending
machine, sampai jajanan di minimarket pun dapat mengandung resiko tidak
halal
Baumkuchen yang tidak jadi dibeli T_T |
Tapiii, jangan lantas patah semangat juga.. karena saat ini kehalalan makanan sudah menjadi concern di Jepang sana. Hal tersebut tercermin dengan mulai maraknya restoran dan gerai makanan halal di sana. Informasi mengenai produk halal di Jepang juga cukup banyak beredar, misalnya situs http://www.halalmedia.jp. Situs ini mulai aktif dari 31 Desember 2013 *kemudian nyesek karena tahun 2013 lalu saya ke Jepang dari tanggal 16-21 Desember*. Saat itu memang informasi tentang produk halal di Jepang tidak terlalu banyak (atau sayanya aja yang males nyari, haha).
Terus, dulu gimana dong makannya?
Dulu, saya cukup beruntung karena pergi ke Jepang dalam rangka mengikuti suatu Business Plan Competition. Panitianya, luarrr biasa baiiik, mereka menyanggupi request kami (peserta dari Indonesia) untuk menyediakan makanan halal. Request kami juga sebenarnya gak terlalu aneh kok: “We are not allowed eat pork, bacon, ham, swine.. and drink alcohol, beer or wine. We prefer to eat fish and food that comes from the sea. If there will be a menu with chicken or beef, would they mind if they buy the chicken or beef in halal food store?”
Daaaaan, mereka sampai konfirm balik: “There is only one kitchen in the Hotel KSP (acaranya diselenggarakan di Hotel KSP ^^). There would be a pork cooked in the same kitchen. They of course take an extra care to not include any port or pork oils into your meals as it is cooked separately. Please kindly let us know if that is acceptable for you.” --aaaaaa, wajar kalau banyak yang bilang orang Jepang memang suka membantu, yah! :)
Jadi, dari rangkaian
acara yang dilalui (which mostly located
in KSP hotel), hamdalah.. makanan kami terjamin. Menu makanannya sendiri
kurang lebih seperti ini:
Dari “jatah” 10x
makan di Hotel KSP, empat diantaranya adalah sajian ikan mentah (seperti foto di atas). Sisanya adalah
ikan asap (1x), pilaf seafood (1x), beef steak (1x), serta western breakfast with bread and egg (2x). Menu ke-10 menjadi
misteri karena di hari terakhir saya check out shubuh untuk mengejar jadwal
pesawat pulang, hehe.
Bread and egg for breakfast. Menu lainnya gak sempat saya foto, haha. |
Thank you KSP Hotel,
for the experience! *tapi
saya langsung tutup mata saat liat tarif hotel di webnya*. Btw, dulu webnya
nggak se-informatif itu loh.. tarif hotel dan how to access there-nya aja gak ada (artinya, saya juga baru tahu harganya semahal ituhhh.. dulu akomodasi ditanggung panitia, soalnya :D).
Anyway.. lain dulu, lain
sekarang. Kalau sekarang, untuk mencari makanan halal di Jepang opsinya sudah jauh
lebih banyak:
·
Mencari
restoran halal, bisa cek di https://www.halalgourmet.jp/ (tapi kalau makan di restoran terus, tekor
juga ^^”)
·
Mencari
toko yang menjual makanan/snack yang sudah bersertifikasi halal, misalnya Hyobando di Asakusa atau ANA FESTA di Bandara Narita
· Membeli
makan di kantin universitas merupakan pilihan yang lebih irit. Kami sempat mengunjungi Tokyo Institute of Technology yang merupakan institusi penyelenggara acara. Rupa-rupanya, Tokyo Tech. menyediakan makanan halal di kantinnya (dan karena cukup banyak mahasiswa Tokyo Tech. yang berasal dari Indonesia.. jangan heran juga kalau menemukan pamflet penjualan rendang, iklannya ada di luar area kantin tentunya ^^). Jika sempat, jangan lupa untuk menyempatkan berkunjung ke toko souvenirnya, yang menjual barang-barang (kaos, pena, mug, bahkan termos) berlogo universitas tersebut.
Recommended Halal Food for Today, dengan harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan makanan restoran |
Alternatif lain
(tidak saya rekomendasikan untuk yang strict
banget, karena belum tentu bersertifikat halal):
·
Revolving sushi restaurant bisa jadi alternatif tempat makan sushi yang
murah meriah.. Sushi, pada pembuatannya menggunakan vinegar (and the vinegar may contain alcohol,
walau ada juga vinegar bersertifikat halal. Jika makan di revolving sushi restaurant, amannya pilih sushi yang jelas-jelas
ikan atau seafood saja ya.
Revolving sushi restaurant, the price is quite cheap compared to finer restaurant |
·
Onigiri
dan sushi roll yang dijual di
minimarket bisa jadi makanan pengganjal yang murah meriah, pilih yang isiannya
berupa ikan laut. Pssst.. menjelang malam, biasanya ada potongan harga untuk
produk yang hendak ditarik (produknya belum kadaluarsa sih, tapi harganya jatuh
karena tidak fresh).
Ini bukan berarti saya makan onigiri pakai kitkat, ya! :p |
·
Terkait
kitkat.. (walau belum bersertifikat halal) Nestle Jepang menyatakan tidak
menggunakan bahan non halal untuk produk kitkat tersebut: http://www.halalmedia.jp/archives/227/kit-kat-matcha-green-tea-flavor/. Kurang jelas juga apakah itu merujuk ke
semua kitkat, atau pada kitkat uji matcha saja (warna hijau). Btw, menurut saya
sih rasanya lebih enak yang hijau, ya.. belinya cuma bisa di Kyoto atau di bandara.
Kitkat Sakura Matcha (pink) dan Uji Matcha (hijau) |
·
Alternatif
bagi yang pundung karena tidak menemukan ramen cup halal, tapi gak bawa ind*mie
atau p*pmie: rebus sendiri mie + salmon kalengan + garam + merica (di sini,
yang diragukan kehalalannya adalah mie-nya >.<)
Anyone? :p |
·
“Buta
tabarimasen” (Saya tidak makan babi) atau “Niku tabarimasen” (Saya tidak makan
daging), bisa jadi frase yang berguna jika terpaksa makan di tempat makan yang
tidak terjamin kehalalannya. ^^v
·
Jika
bisa baca kanji atau punya teman yang bisa baca kanji, selalu cek komposisi
makanan sebelum masuk keranjang belanjaan.
Segitu aja dulu,
karena saya juga belum tahu kapan bisa ke Jepang lagi untuk mempraktikkan
hal-hal tersebut, hehe. :p
No comments:
Post a Comment