Pages

Monday 19 September 2016

Review (sengklek) Detective Conan Movie 20 [NO (MAJOR) SPOILER]

The latest Detective Conan Movie was aired in Japan on April 2016, and finally last month (August 2016) it reached Indonesian audience. I watched it on early September, and the movie left a deep impact on me. So, I am going to portray my thought in this review.. but, (unlike my other anime reviews) I'll use Bahasa instead of English since the review will contain a lot of informal languages here and there.

First of all, I should tell you that I'm not a movie goers.

Film terakhir yang saya tonton di bioskop (sebelum DCM 20) adalah Sherlock Holmes: A Game of Shadow (2011), barengan sama Mr. Engineer. Sebelumnya lagi, film layar lebar yang saya tonton adalah Sang Pemimpi (2009), barengan sama temen-temen lab. Sebelumnya lagi...

Udah, cukup segitu aja flashbacknya.

Intinya: untuk ukuran orang yang jarang ke bioskop kayak saya, terus tiba-tiba sengaja bela-belain nonton walaupun nggak ada yang bisa nemenin.. film DCM 20 ini pastilah film yang saya tunggu-tunggu. Dengan ekspektasi awal yang sudah tinggi, syukurlah filmnya tidak mengecewakan.

Cuss, mari kita bahas filmnya. Ada spoiler dikit ya, tapi ndak mayor kok.

Film dibuka dengan adegan seorang wanita (kemudian diketahui kalau dia adalah anggota Black Organization dengan codename Curacao) yang menyusup ke markas kepolisian untuk mencuri berkas NOC (Non Official Cover, alias mata-mata). Di tengah aksinya, Curacao ke-gap oleh PSB (Public Security Bureau), di sini tentunya Amuro Tooru alias Furuya Rei alias Bourbon (terlalu banyak aliasnya -_-) ikut beraksi. Terjadi kejar-kejaran antara Curacao dengan PSB, yang kemudian diinterferensi oleh Akai Shuichi. Walaupun target mereka sama-sama menangkap Curacao, tapi Amuro nggak mau kalah sama Akai. Ujung-ujungnya sih, Curacao lolos dan meninggalkan kerusakan besar di highway.

Sip. Belum apa-apa udah tegang duluan. #eh

Untuk meredakan ketegangan, adegan pindah ke Detective Boys yang sedang jalan-jalan ke themepark. Nggak disangka-sangka, di sana mereka ketemu sama Curacao yang... hilang ingatan. Curacao nggak mengenali Vermouth yang diam-diam nyamperin dia, lalu mengabaikan Vermouth dan kembali berbaur dengan Detective Boys. #VermouthDicuekin #SeribuPukpukUntukVermouth

Kita tinggalkan sebentar Vermouth yang masih harus berjuang untuk dinotis Curacao. Gin dkk. mulai mengincar lima orang NOC sesuai dengan isi email yang dikirim Curacao (sebelum hilang ingatan). Tiga orang berhasil dilenyapkan, tersisa dua orang lagi yaitu Kir dan Bourbon. Sejujurnya gue rada kasihan sama Kir, karena rekan-rekannya dari CIA sama sekali nggak disorot di movie ini (entah kalau memang nggak niat nolongin Kir). Untunglah ada Akai yang datang menolong saat Kir dan Bourbon hampir dieksekusi. Well, Akai beraksi sambil ngumpet-ngumpet dari kejauhan sih.. kan ceritanya dia sudah pura-pura mati. Walaupun gue bingung kenapa dia nggak nyamar aja untuk meminimalisir resiko. -_-

Skip skip, Amuro pun berhasil meloloskan diri. Terus, gimana nasib Kir? Tonton sendiri aja yak. :p

Gin dkk. menyangka Amuro lolos karena aksi solonya. Cuma Amuro yang nyadar kalau barusan itu dia ditolong oleh Akai. Sampai-sampai dia naik ke atas kincir themepark buat nyusul Akai. Literally: ke atas kincir, bukan ke dalam gondola kincir. Seriusan. Dia manjat rangka kincir, cuma buat nanya ke Akai "Kenapa kamu menyelamatkanku!?" dengan nada nyolot.

Headcanon: Mungkin dalam hatinya Akai udah gondok duluan.
"Gue datang buat nolongin Kir, dodol. Kalau penyamaran Kir ketahuan, FBI juga yang repot! Yah, tapi syukur deh kalau elo juga selamet!"

Lalu kedua makhluk itu gebuk-gebukan di atas kincir. -_-
Sampai ganti posisi, eh maksudnya ganti lokasi: tadinya outdoor, jadi indoor.
Despite giggled at some points, I still saw their fight as Akai vs Amuro. But, my mind went blank when Amuro said: "So, you're up for round two?"
Dengan terjemahan Bahasa Indonesia yang terpampang nista di layar bioskop: "Masih mau ronde dua?"

MAKSUD KAMU APAAAH AMURO??? KAMU NGAJAKIN AKAI RONDE DUA??? #abaikan

Untunglah Edogawa Conan datang menghentikan ronde dua mereka, dan menyadarkan mereka kalau ada bom dipasang di kincir. Malu ih: udah gede, berantem, dilerai pula sama bocah.
Setelah briefing singkat, akhirnya Amuro jadi sukarelawan untuk menjinakkan bom. Akai kembali ke atas kincir untuk mantengin helikopternya Gin, setelah sebelumnya ngasih seperangkat alat penjinak bom dibayar tunai untuk Amuro. Conan juga tiba-tiba pergi, meninggalkan Amuro sendiri. #krik

Amuro teringat akan seorang rekan polisi yang pernah mengajarinya menjinakkan bom. Rekannya itu juga tewas saat menjinakkan bom di kincir serta meninggalkan sms yang menggalaukan Sato Miwako dan pembaca. "Tenang, aku tidak boleh terburu-buru." gumam Amuro menenangkan dirinya.

Terus, pembangkit listrik mati dan situasi jadi gelap gulita.
Pelakunya sih Vermouth, yang manut-manut saja saat Gin menginstruksikan untuk gelap-gelapan. #whut

Amuro protes sendiri karena dia nggak bisa lihat kabel terakhir.
Amuro.. mungkin kamu tidak terburu-buru, tapi kamu terlalu nyante. #PukpukAmuro

Jadilah.. Amuro, Akai, dan Conan harus berjuang untuk menyingkirkan tabir kegelapan yang menyelimuti rencana jahat Black Organization!
Lalu penonton disuguhi adegan action yang super seru dan bikin deg-degan.
Walau memang, (saran saya) abaikan beberapa hal di luar nalar agar dapat menikmati filmnya secara maksimal.
Misalnya... kenapa setiap major accident di DCM (entah itu pesawat jatuh, kapal tenggelam, shinkansen keluar jalur, longsoran salju, ataupun kecelakan lalu lintas besar-besaran di highway) nggak pernah memakan korban jiwa? Kenapa Amuro, Akai, dan Conan bisa mengabaikan pengaruh gravitasi dan jumpalitan di atas rangka kincir? Atau... kenapa Gin dkk. nggak mati-mati meskipun helikopternya (lagi-lagi) jatuh?

Anyway, it won't change my opinion that DCM 20 is a great movie. 8/10. :)

3 comments:

  1. Mungkin produser DCM 20 gapunya dana yg cukup untuk ngontrak anggota CIA selain si Kir.. Kehadiran FBI dan PSB udah cukup menguras habis isi dompet si produser.. :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa jadi, bisa jadi. :)

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete